Jumat, 08 April 2011

Kawruh Tembang Jawa

Tembang Jawa Macapat dapat digolongkan menjadi 11 tembang, yang menggambarkan jalannya kehidupan manusia sejak di dalam kandungan ibunda sampai meninggalnya menghadap Yang Maha Kuasa.
  1. Maskumambang : Bayi dalam kandungan
  2. Mijil : Lahir
  3. Kinanthi : Dituntun
  4. Sinom : Nom/ Remaja
  5. Asmaradana : Cinta kasih/ asmara
  6. Gambuh : Jumbuh/ sesuai
  7. Dandanggula : Bungah/bahagia
  8. Durma : Darma/memberi
  9. Pangkur : Mungkuri/menjauhi hawa nafsu
  10. Megatruh : Lepasnya roh/ mati
  11. Pocung : Layon/mayit/mayat
Maskumambang : Melambangkan embrio yang masih dalam kandungan ibunya, yang belum diketahui laki atau perempuan. Mas artinya belum diketahui laki/ perempuan, sedangkan kumambang artinya hidupnya masih di alam kandungan ibunya.
Mijil : artinya sudah lahir di dunia, jenis kelamin laki-laki atau perempuan
Kinanthi : berasal dari kata Kanthi atau menuntun, yang artinya dituntun supaya dapat berjalan di dalam dunia.
Sinom : Artinya pemuda/ remaja.di sini yang terpenting bagi remaja agar bisa menuntut ilmu yang setinggi-tingginya.
Asmaradana : artinya memiliki cinta kash kepada sesamanya, baik itu laki-laki maupun wanita, karena semua itu sudah merupakan kehendak/ kodrat Yang Maha Kuasa.
Gambuh : berasal dari kata nyambung/sesuai, yang artinya kalau sudah pas selanjutnya dijodohkan antara pria dan wanita yang sudah saling mencintai, dengan harapan dapat menjalin kehidupan yang langgeng.
Dandanggula : Menggambarkan seseorang yang berbahagia, apa yang dicita-citakan dapat terlaksana. Terlaksana mempunyai pasangan, mempunyai rumah, kehidupan yang kecukupan untuk keluarganya. Makanya, seseorang yang menemukan kebahagiaan dapat diibaratkan lagunya dandanggula.
Durma : berasal dari kata pemberi. seseorang yang merasa kecukupan hidupnya kemudian tergugah rasa kasihan kepada sanak saudara yang sedang menderita, makanya tergugah untuk membantu dan memberi pertolongan kepada siapa saja. semua itu diberikan pertolongan berdasarkan ajaran agama dan rasa sosialnya kepada sesama.
Pangkur : berasal dari kata meninggalkan yang artinya menghindari hawa nafsu dan angkara murka, semua yang dipikirkan senantiasa berkeinginan membantu kepada sesamanya.
Megatruh : berasal dari kata lepasnya roh atau mati, karean sudah saatnya dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa.
Pocung : Kalau sudah menjadi bangkai, maka akan dibungkus dengan kain putih untuk dikebumikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar